Minggu, 22 Maret 2015

Manusia dan Cinta Kasih

Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfileman memperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita romantika.

Hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu,  cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya.

Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta Kasih, agar dapat membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada akhirnya.

A.            PENGERTIAN CINTA KASIH

Cinta adalah perasaan atau rasa suka terhadap makhluk hidup terutama manusia. Sedangkan kasih adalah belas kasih atau perasaan kasih terhadap makhluk hidup terutama manusia. Jadi Cinta Kasih dapat diartikan suatu perasaan manusia yang berdasar pada ketertarikan antar makhluk hidup terutama manusia yang didasari pula oleh rasa belas kasih. Menurut Victor Hago “mati tanpa cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa”. Dan Erich Fromm dalam bukunya menyebutkan bahwa “cinta itu yang paling utama adalah memberi, bukan menerima. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan material. Yang merupakan ungkapan paling tinggi dari kemampuan”.

Cinta dapat berlangsung secara sesaat, namun rasa kasih sayanglah yang akan menuntun dan melanjutkan seseorang untuk mengetahui apa itu arti cinta yang sesungguhnya. Setiap orang memang mempunyai pengertian cinta yang berbeda, tergantung masing-masing individu yang mengalami suatu kejadian atau pengalaman yang ia alami.




Dr. Sarwito W. Sarwono mengungkapkan bahwa cinta memiliki 3 unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Ketertarikan adalah perasaan hanya untuk bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku untuk menunjukkan bahwa dua orang tersebut sudah tidak ada jarak lagi. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin mengenal lebih dekat lagi dengan seseorang yang dekat dengan kita. Biasanya kemesraan ditunjukkan dengan cara saling bersentuhan maupun dengan ucapan atau kata-kata yang lebih mendalam.


B.      CINTA MENURUT AJARAN AGAMA

1.       Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :

                “Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang”(QS Ali Imran, 3:31)

Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.

2.       Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

3.       Cinta Diri
Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia  terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk  menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.

“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)

Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,” (QS,Fushilat, 41:49)

Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.

4.       Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.

Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian bisa  merelisasikan kebaikan individu dan masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.

5.       Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan  dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :

Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)

Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.

6.       Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.

7.       Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak  terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat  bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan,  kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.

Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :

“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil – : “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)

Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan kepentingan mereka sendiri.

C.      KASIH SAYANG

Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar kita dituntut untuk tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga remaja tersebut.

Kasih sayang adalah faktor penting dalam kehidupan kita. Karena jika kita memiliki cinta namun tidak berdasar pada kasih sayang, maka seseorang tersebut tidak mengerti apa itu arti cinta yang sesungguhnya dan cinta terhadap makhluk ciptaan Tuhan. Maka perasaan cinta harus didasari oleh rasa belas kasih atau kasih sayang.

D.      KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asara maupun yang sudah berumah tangga.  Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam.

Kemesraan dapat menimbulkan daya kreatifitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. Kemesraan cinta tidak saja terpari dalam lubuk hati masing-masing tetapi juga emancarkan dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari-jemari mereka yang bergetar.

E.      PEMUJAAN

Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia terhadap Tuhan. Kecintaan manusia terhadap Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupaan manusia. Karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupaan yang sebenarnya. Hal tersebut terjadi karena Tuhan merupakan pecipta alam semesta ini. Seperti dalam surat Al-furqan ayat 59-60 yang menyatakan “dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apanya diantara keduanya dalam 6 rangkaian masa, kemudian dia bertahta diatas singgah sananya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepadaNya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui.” Selanjutnya ayat 60 “bila dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada Tuhan yang Maha Pengasih”.

Manusia cinta kepada Tuhan karena Tuhan sungguh maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu diwujudkan dalam bentuk pemujaan atau sembahyang. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi dan situasi masing-masing manusia. Sembahyang dirumah, dimasjid, digereja, dipura, dicandi, bahkan ditempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan.


Melakukan pemujaan ini di karenakan manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal itu berarti manusia memohon ampun atas segala dosanya atas dosa yang mereka lakukan, mohon perlindungan,mohon dilimpahkan kebijaksanaan,dsb. Pemujaan dapat menimbulkan daya kreatifitas pecintanya dengan cara mencipta. Seperti menciptakan arca-arca, seni tari, wayang dan music-musik.

F.       BELAS KASIHAN
Belas kasihan, welas asih, atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusai mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.

G.        CINTA KASIH EROTIS

Cinta kasih persaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding. Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan dua insan yang sempurna. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif bukan uiversal. Pertama kasih erotis kerap kali dicampurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan sebelumnya, pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja.  Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama didapatkan dengan cara hubungan seksual.

Keinginan seksual merujuk kepada penyatuan diri, tetapi hal itu merupakan nafsu fisik belaka, untuk meredakan ketegagan yang menyakitkan. Keinginan seksual dengan mudah dapat dicampuri oleh tiap-tiap perasaan yag mendalam, sedangkan cinta kasih merupakan satu diantaranya. Cinta kasih dapat merangsang keinginan seseorang untuk bersatu secara seksual. Daya tarik seksual untuk sementara waktu menimbulkan khayalan penyatuan.

 Dalam cinta kasih erotis yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Sering kita jumpai 2 orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainnya. Cinta kasih mereka sebenarnya merupakan keeogisan , mereka adalah dua orang yang saling menemukan kesamaan.

Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam dalamnya kepada orang yang ia cinta. Hal ini memang merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri. Dalam kebudayaan barat atau zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Ada pula orang yang memandang bahwa faktor yang penting di dalam cinta kasih erotis itu adalah keinginan.

Dengan demikian, bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun cinta kasih erotis itu tidak lain adalah perbuatan kemauan yang tidak bisa dipaksakan begitu sajah oleh pihak lain. Ditentukan oleh orang yang memiliki kemauan tersebut.

PERTANYAAN
1.      Cinta mawaddah adalah….
a.       cinta penuh kasih sayang, lembut, rela berkorban dan siap melindungi
b.       cinta yang menggebu-gebu atau cinta yang membara
c.       perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif, meski itu sulit untuk dijalan
d.      perwujudan cinta manusia terhadap Tuhan

2.      Perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang merupakan pengertian dari....
a.         Cinta kasih                     c.   Kasih saying
b.        Kemesraan                     d. perdebatan

3.      Surat al-qur’an yang enjelaskan tentang kecintaan terhadap Allah adalah....
a.              Ali Imran, 3:32                         c,  Ali Imran, 3:33
b.             Ali Imran, 3:34                         d.    Ali Imran, 3:31

4.       emosi manusia yang muncul akibat melihat penderitaan orang lain, adalah pengertian dari…
a.       Cinta                     c. Belas kasiahn
b.      Pemujaan             d. kasih saying

5.      Salah satu manifestasi cinta manusia kepada tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual adalah pengertian dari...
a.       Cinta kasih erotis                                    c.  Pemujaan
b.      Belas kasihan                                           d. Kasih sayang


                           DAFTAR PUSTAKA










Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan


Oleh:
Ardhiansyah Doni Ramadhan
                                             11114487                               




                                                                                        Pembimbing

          `                                                                                             
         
                                                                                   ( Sendi Eka Nanda )

                                                                                               

SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang berjudul “Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan
Dalam proses pembuatan makalah ini, ada beberapa kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulisan makalah ini akhirnya dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis berterima kasih atas kerjasama dari rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, baik dalam penjelasan maupun motivasi.
Menyadari adanya kekurangan dalam makalah ini, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak yang nantinya dapat menjadi masukan dalam perbaikan baik terhadap kami selaku penulis maupun kepada pihak-pihak lain yang berhubungan.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Mohon maaf jika ada kekurangan dan terima kasih atas perhatiannya.
                                                                                                                       

                                                                                                            Jakarta, 18 MARET 2015



Penulis





DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………...........................1
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………............................2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….……...................3
BAB I  PEMBAHASAN
I.i         Pendekatan Kesusastraan…………………………………..................................................4
I.ii        IBD yang dihubungkan dengan prosa………………......................…………………….4
I.iii       Nilai nilai dalam prosa fiksi...……………………………………........………….…………..5
I.iv       IBD yang dihubungkan dengan puisi………………………………………………………6
BAB II  PENUTUP
II.i        Kesimpulan………………………………………………………………………….........................6
BAB III  PERTANYAAN
III.i       Pertanyaan……………………………………………………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................7





BAB I  PEMBAHASAN

I.i           Pendekatan Kesusastraan
IBD dikembangkan di indonesia berawal dari basic humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin humanus yang berarti manusiawi, halus. Hampir di setiap jaman, seni termasuk sastra yang memegang peranan penting. Ini dikarenakan seni merupakan ekspresi nilai-nilaikemanusian. Seni memegang peranan penting karena nilai-nilai kemanusian yang normatif. Hampir di setiap jaman seni mempunyai peran penting. Karena sastra menggunakan bahasa, sementara itu bahasa mewakili pernyataan manusia. Manusia dan sastra pada hakekatnya satu. Kenyataan inilah yang mempermudah sastra untuk berkomunikasi. Sastra juga mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya karya sastra penjabaran abstraksi. Sastra juga didukung oleh cerita yang bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat.

IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (The Humanities), akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu

            Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya. Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.


I.ii       IBD yang dihubungkan dengan prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Adapun unsur-unsur instrik dalam prosa:

1.      Tema adalah tentang apa prosa tersebut berbicara
2.      Amanat atau pesan yaitu nasehat yang hendak disampaikan kepada pembaca
3.      Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita
4.      Perwatakan atau karakteristik atau penokohan adalah cara-cara pengarang menggambarkan watak pelaku
5.      Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan diri
6.      Sudut pandang orang pertama adalah pengarang sebagai pelaku
7.      Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak menjadi pelaku
8.      Latar atau seting adalah gambaran atau keterangan mengenai tempat, waktu, situasi atau suasana berlangsungnya peristiwa
9.      Gaya bahasa adalah corak pemakaian bahasa

Jenis – jenis Prosa terbagi menjadi 2 yaitu :

1.      Prosa lama :
>  Hikayat
>  Sejarah
>  Kisah
>  Dongeng

2.      Prosa baru :
>  Roman
>  Novel
>  Cerpen
>  Riwayat
>  Kritik
>  Resensi
>  Esai


I.iii      Nilai nilai dalam prosa fiksi

Prosa fiksi dalah prosa yang mempunyai nilai-nilai yang didapatkan oleh pembaca lewat sastra, berikut ini merupakan nilai-nilai yang ada di dalam prosa fiksi:
1.      Memberikan wawasan, karena yang didapatkan oleh pembaca adalah pengetahuan tentang nilai – nilai prosa fiksi yang mereka baca.
2.      Memberikan informasi, karena yang didapatkan oleh pembaca bukan hanya wawasan melainkan informasi yang banyak dari berbagai tokoh prosa fiksi di dunia.
3.      Memberikan kesenangan, selain memberikan wawasan dan informasi juga dapat memberikan kesenangan pembaca yang di selilingi dengan sejarah – sejarah zaman dahulu kala.
4.       Memberikan warisan, dapat di berikan kepada cucu – cucu kita nanti untuk bekal mereka dalam memdalami prosa fiksi tersebut.

I.iv      IBD yang dihubungkan dengan puisi

Puisi merupakan sebuah bentuk karya sastra singkat yang bertujuan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran kita, apa yang ada di hati kita, dan apa yang ada di jiwa kita. Puisi merupakan bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.

Kreativitas Penyair Dalam Membangun Puisinya, yaitu ;

1.        Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan tentang gambaran angan.
2.      Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang memiliki makna ganda, banyak tafsir.
3.       Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.      Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberikan tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.      Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati pembaca.



BAB II  PENUTUP

II.i       Kesimpulan

Banyak ilmu sastra yang mengandung unsur budaya, seperti prosa dan puisi diatas, untuk itu kita dapat mengerti arti yang terkandung disetiap puisi atau prosa tersebut. Kita juga butuh pendalaman dan pengalaman untuk memahami hal ini, oleh karena itu kesusatraan sangat berkaitan dengan sosial dan budaya.

BAB III  PERTANYAAN

III.i     Pertanyaan

1.      Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya mengajak pembaca untuk…
a.       Bersenang-senang                      c.  Merenung  
b.      Membaca                                      d.  Mengikuti kehendak jamannya

2.      Prosa baru terbagi menjadi 5, kecuali…..
a.       Kisah                             c. Cerita pendek
b.       Biografi                        d. Dongeng



3.      Prosa lama terbagi menjadi 5, kecual….
a.       Sejarah                         c.    Epos
b.       Hikayat                        d.   Kisah

4.      Dibawah ini adalah nilai-nilai yang terkandung dalam prosa fiksi, kecuali…
a.        Memberikan wawasan kultura              c.  Memberikan kepuasan diri
b.       Memberikan kesenangan                      d.  Memberikan informasi

5.        Sastra” berasal dari bahasa…
a.         Jawa                    c. Sansekerta
b.          Latin                    d.  Inggris


DAFTAR PUSTAKA